Minggu, 04 Mei 2014

JURNAL (Pengaruh Gaya Kepemimpinan dalam Organisasi Terhadap Kinerja Anggota Organisasi)


PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DALAM ORGANISASI TERHADAP KINERJA ANGGOTA ORGANISASI

ABSTRAK

Tujuan pembuatan jurnal ini untuk menemukan Pengaruh Gaya Kepemimpinan Dalam Organisasi adalah untuk mengetahui bagaimana cara memimpin sebuah kelompok atau organisasi. Selain itu juga dapat mengetahui pengaruh dari gaya-gaya kepemimpinan yang digunakan oleh seorang pemimpin dalam menghadapi situasi dan kondisi tertentu. Dengan penulisan jurnal ini juga sebagai tugas kelompok mata kuliah Teori Organisasi Umum 2 yaitu membuat jurnal.


Kata kunci: pengaruh, gaya, kempemimpinan.

PENDAHULUAN

Keberadaan seorang pemimpin dalam organisasi sangat dibutuhkan untuk membawa organisasi kepada tujuan yang telah ditetapkan. Berbagai gaya kepemimpinan akan mewarnai perilaku seorang pemimpin dalam menjalankan tugasnya. Bagaimanapun gaya kepemimpinan seseorang tentunya akan diarahkan untuk kepentingan bersama yaitu kepentingan anggota dan organisasi. Kepemimpinan seseorang dapat mencerminkan karakter pribadinya.

A.    PENGERTIAN KEPEMIMPINAN
Pemimpin dan Kepemimpinan merupakan suatu kesatuan kata yang tidak dapat dipisahkan secara struktural maupun fungsional. Banyak muncul pengertian-pengertian mengenai pemimpin dan kepemimpinan, antara lain :
·         Pemimpin adalah pernanan utama yang mempersatukan kelompok.
·         Tikno Lensufie dalam bukunya yang berjudul “Leadership untuk Profesional dan Mahasiswa” memberikan pengertian pemimpin sebagai seseorang yang mampu menggerakkan pengikut untuk mencapai tujuan organisasi.
·         Pemimpin adalah individu yang memiliki program/rencana dan bersama anggota kelompok bergerak untuk mencapai tujuan dengan cara yang pasti.
·         Kepemimpinan adalah keunggulan seseorang atau beberapa individu dalam kelompok, dalam proses mengontrol gejala-gejala sosial.
·         Brown (1936) berpendapat bahwa pemimpin tidak dapat dipisahkan dari kelompok, akan tetapi boleh dipandang sebagai suatu posisi dengan potensi tinggi di lapangan. Dalam hal sama, Krech dan Crutchfield memandang bahwa dengan kebaikan dari posisinya yang khusus dalam kelompok ia berperan sebagai agen primer untuk penentuan struktur kelompok, suasana kelompok, tujuan kelompok, ideologi kelompok, dan aktivitas kelompok.
·         Kepemimpinan sebagai suatu kemampuan meng-handel orang lain untuk memperoleh hasil yang maksimal dengan friksi sesedikit mungkin dan kerja sama yang besar, kepemimpinan merupakan kekuatan semangat/moral yang kreatif dan terarah.
Kepemimpinan selalu bersandar kepada lima elemen pokok, yaitu:
A.    Adanya pemimpin,
B.     Adanya pengikut,                            
C.     Terjadinya proses memengaruhi,
D.    Kontekstual atau situasional,
E.     Mencapai tujuan.

B.     TUJUAN KEPEMIMPINAN
Tujuan kepemimpinan adalah mempengaruhi orang untuk melakukan tindakan yang   bermanfaat bagi organisasi dan dirinya sendiri untuk mencapai tujuan tertentu.

C.    FUNGSI KEPEMIMPINAN
Fungsi kepemimpinan itu berhubungan langsung dengan situasi sosial dalam kehidupan kelompok/organisasi masing-masing, yang mengisyaratkan bahwa setiap pemimpin berada di dalam dan bukan di luar situasi itu. Pemimpin harus berusaha agar menjadi bagian di dalam situasi sosial kelompok/organisasinya.
Pemimpin yang membuat keputusan dengan memperhatikan situasi sosial kelompok organisasinya, akan dirasakan sebagai keputusan bersama yang menjadi tanggung jawab bersama pula dalam melaksanakannya. Fungsi kepemimpinan memiliki dua dimensi sebagai berikut :
a)      Dimensi yang berkenaan dengan tingkat kemampuan mengarahkan (direction) dalam tindakan atau aktivitas pemimpin, yang terlihat pada tanggapan orang-orang yang dipimpinnya.
b)      Dimensi yang berkenaan dengan tingkat dukungan (support) atau keterlibatan orang-orang yang dipimpin dalam melaksanakan tugas-tugas pokok kelompok/organisasi, yang dijabarkan melalui keputusan-keputusan dan kebijaksanaan pemimpin.
Berdasarkan kedua dimensi itu, selanjutnya secara operasional dapat dibedakan lima fungsi pokok kepemimpinan. Kelima fungsi kepemimpinan itu adalah :
a)      Fungsi Instruktif
Fungsi ini berlangsung dan bersifat komunikasi satu arah. Pemimpin sebagai pengambil keputusan berfungsi memerintahkan pelaksanaanya pada orang-orang yang dipimpinnya.
Fungsi ini berarti juga keputusan yang ditetapkan tidak akan ada artinya tanpa kemampuan mewujudkan atau menterjemahkannyamenjadi instruksi/perintah. Selanjutnya perintah tidak akan ada artinya jika tidak dilaksanakan. Oleh karena itu  sejalan dengan pengertian kepemimpinan, intinya adalah kemampuan pimpinan menggerakkan orang lain agar melaksanakan perintah, yang bersumber dari keputusan yang telah ditetapkan.
b)      Fungsi Konsultatif
Fungsi ini berlansung dan bersifat komunikasi dua arah , meliputi pelaksanaannya sangat tergantung pada pihak pimpinan. Pada tahap pertama dalam usaha menetapkan keputusan, pemimpin kerap kali memerlukan bahan pertimbangan, yang mengharuskannya berkonsultasi dengan orang-orang yang dipimpinnya. Konsultasi itu dapat dilakukan secara terbatas hanya dengan orang-orang tertentu saja, yang dinilainya mempunyai berbagai bahan informasi yang diperlukannya dalam menetapkan keputusan.
Tahap berikutnya konsultasi dari pimpinan pada orang-orang yang dipimpin dapat dilakukan setelah keputusan ditetapkan dan sedang dalam pelaksanaan. Konsultasi itu dimaksudkan untuk memperoleh masukan berupa impan balik (feed Back) yang dapat dipergunakan untuk memperbaiki dan menyempurnakan keputusan-keputusan yang telah ditetapkan dan dilaksanakan.
Dengan menjalankan fungsi konsultatif dapat diharapkan keputusan pimpinan, akan mendapat dukungan dan lebih mudah menginstruksikannya, sehingga kepemimpinan berlansung efektif. Fungsi konsultatif ini mengharuskan pimpinan belajar menjadi pendengar yang baik, yang biasanya tidak mudah melaksanakannya, mengingat pemimpin lebih banyak menjalankan peranan sebagai pihak yang didengarkan. Untuk itu pemimpin harus meyakinkan dirinya bahwa dari siapa pun juga selalu mungkin diperoleh gagasan, aspirasi, saran yang konstruktif bagi pengembangan kepemimpinanya.
c)      Fungsi Partisipasi
Fungsi ini tidak sekedar berlangsung dan bersifat dua arah, tetapi juga berwujud pelaksanaan hubungan manusia yang efektif, antara pemimpin dengan sesama orang yang dipimpinnya, baik dalam keikutsertaan mengambil keputusan maupun dalam melaksanakannya.
Fungsi partisipasi hanya akan terwujud jika pemimpin mengembangkan komunikasi yang memungkinkan terjadinya pertukaran pendapat, gagasan dan pandangan dalam memecahkan masalah-masalah, yang bagi pimpinan akan dapat dimanfaatkan untuk mengambil keputusan-keputusan.sehubungan dengan itu musyawarah menjadi penting, baik yang dilakukan melalui rapat-rapat mapun saling mengunjungi pada setiap kesempatan yang ada.musyawarah sebagai kesempatan berpartisipasi, harus dilanjutkan berupa partisipasi  dalam berbagai kegiatan melaksanakan program organisasi.
d)     Fungsi Delegasi
Fungsi ini dilaksanakan dengan memberikan limpahan wewenang membuat/menetapkan keputusan, baik melalui persetujuan maupun tanpa persetujuan dari pimpinan. Fungsi ini mengharuskan pemimpin memilah-milah tugas pokok organisasi dan mengevaluasi yang dapat dan tidak dapat dilimpahkan pada orang-orang yang dipercayainya. Fungsi delegasi pada dasarnya berarti kepercayaan, pemimpin harus bersedia dapat mempercayai orang-orang lain, sesuai dengan posisi/jabatannya, apabila diberi pelimpahan wewenang. Sedang penerima delegasi harus mampu memelihara kepercayaan itu, dengan melaksanakannya secara bertanggung jawab.
Fungsi pendelegasian harus diwujudkan seorang pemimpin karena kemajuan dan perkembangan kelompoknya tidak mungkin diwujudkannya sendiri. Pemimpin seorang diri tidak akan dapat berbuat banyak dan bahkan mungkin tidak ada artinya sama sekali. Oleh karena itu sebagian wewenangnya perlu didelegasikan pada para pembantunya, agar dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien.
e)      Fungsi Pengedalian
Fungsi  pengendalian     merupakan  fungsi kontrol. Fungsi ini cenderung bersifat satu arah, meskipun tidak mustahil untuk dilakukan dengan cara komunikasi secara dua arah. Fungsi pengendalian  bermaksud  bahwa kepemimpinan   yang       sukses  atau efektif mampu mengatur aktivitas anggotanya secara terarah dan dalam koordinasi yang efektif, sehingga memungkinkan tercapainya tujuan bersama secara maksimal. Sehubungan dengan itu berarti fungsi pengendalian dapat diwujudkan melalui kegiatan bimbingan, pengarahan, koordinasi, dan pengawasan. Dalam kegiatan tersebut pemimpin harus aktif, namun tidak mustahil untuk dilakukan dengan mengikutsertakan anggota kelompok/organisasinya.

D.    GAYA-GAYA KEPEMIMPINAN
Berbagai pengemuka yang populer untuk mengklasifikasikan dan menjelaskan gaya-gaya kepemimpinan, yaitu:
1.      Teori kisi kepemimpinan (blake dan mouton 1964)
Teori ini mulanya disebut kisi manajerial (managerial grid) tapi kini disebut kisi kepimpinan (1991). Kisi ini berasal dari hal-hal yang mendasari perhatian manger pada tugas atau pada hal-hal yang telah direncanakan untuk diselesaikan oleh organisasidan perhatian kepada orang-orang dan unsur-unsur organisasi yang mempengaruhi mereka.
2.      Teori 3-D (reddin 1967)
Tiga dimensi didefinisikan sebagai berikut:
a.       Orientasi-kerja. Tingkat pengarahan manjer atas usaha bawahan untuk mencapai tujuan.
b.      Orientasi-hubungan. Tingkat hubungan pribadi antara manjer dengan bawahan, ditandai oleh adanya saling mempercayai, menghormati gagasan dan memperhatikan perasaan bawahan.
c.       Keefektifan. Tingkat persyaratan produksi yang dicapai manajer yang telah ditetapkan.
3.      Teori kepimpinan situasional (hersey, 1974 dan blanchard, 1977)
Ada empat gaya kepimpinan situasional yang dikemukakan, yaitu:
a.       Gaya 1: memberitahu (telling)
b.      Gaya 2: mempromosikan (selling)
c.       Gaya 3: Berpartisipasi (participacing)
d.      Gaya 4: mewakilkan (delegating)
4.      Teori empat sistem (likert, 1947)
Likert membagi gaya manajerial tersebut sebagai berikut:
a.       Penguasa mutlak (exploitive-authoritive)
b.      Penguasa semi-mutlak (benevolent-authoritive)
c.       Penasihat (consultative)
d.      Pengajak serta (parcitipative)
5.      Teori kontinum (tannenbaum dan schmidt, 1957)
Kontinum ini dijelaskan sebagai berikut:
a.       Manajer membuat keputusan dan mengumumkannya.
b.      Manajer membuat keputusan dan menawarkannya.
c.       Manajer mengemukakan keputusannya dan memberi kesempatan untuk mempertanyakannya.
d.      Manajer mengemukakan keputusan sementara, yang masih dapat diubah.
e.       Manajer menentukan beberapa batasan dan meminta bawahan untuk membuat keputusan.
f.       Manajer mengizinkan bawahan membuat keputusan.
6.      Teori kebergantungan (fielder, 1967)
Menurut teori kebergantungan, keefektifan pemimpin bergantung pada hubungan-hubungan dalam gaya kepemimpinannya, juga situasi tertentu yang dihadapinya. Jadi, pemimpin ditinjau sebagai bermotivasi-tugas (task-motivated) atau bermotivasi-hubungan (relationship-motivated)[4]
7.      Berdasarkan pendekatan Path-Goal
a. Gaya Kepemimpinan Direktif (pemimpin pengarah)
Pemimpin seperti ini mengutamakan pemberian pedoman dan petunjuk kepada bawahan bagaimana melakukan pekerjaan serta memberitahukan mengenai apa yang diharapkan dari mereka.
b. Gaya Kepemimpinan Suportif (pemimpin pendukung)
Pemimpin seperti ini memberi pertimbangan atas kebutuhan bawahan, memberi perhatian bagi kesejahteraan dan menciptakan keakraban dengan bawahan dan lingkungan kerja yang menyenangkan.
c. Gaya kepemimpinan partisipatif (pemimpin partisipatif)
Gaya kepemimpinan ini, yaitu beruding dengan bawahan, memberi peluang kepada bawahan untuk memberi masukan berupa saran dan gagasan sebelum mengambil keputusan atau mempengaruhi keputusan yang telah dan akan dibuat.
d. Gaya kepemimpinan yang berorientasi pada prestasi (pemimpin yang berorientasi pada prestasi)
Pemimpin ini menetapkan tujuan menantang, mengupayakan bawahan meningkatkan prestasi, serta mendorong bawahan untuk mencapai tujuan dan hasil karya yang lebih tinggi.

E.     TIPE-TIPE KEPEMIMPINAN
Tipe-tipe dasar kepemimpinan memiliki banyak macamnya seperti salah satunya yang diutarakan oleh Sondang P. Siagian (2002):
1)             Tipe Kepemimpinan Otokratik
Seorang pemimpin yang otokratik ialah seorang pemimpin yang
·      Menganggap organisasi sebagai milik pribadi
·      Mengidentikan tujuan pribadi dengan tujuan organisasi
·      Menganggap bahwa sebagai alat semata-mata
·      Tidak mau menerima kritik, saran dan pendapat
·      Terlalu tergantung pada kekuasaan formalnya
·      Dalam tindaknya penggeraknya sering mempergunakan approach yang mengandung unsur paksaan dan puntif (bersifat menghukum)
2)             Tipe Kepemimpinan Militeristik
Seorang pemimpin yang bertipe militeristik ialah seorang pemimpin yang memiliki sifat-sifat:
·      Kebanyakan sistem perintah yang sering digunakan
·      Senang bergantung pada pangkat dan jabatan
·      Senang kepada formalitas yang berlebih-lebihan
·      Menuntut disiplin yang tinggi dan kaku dari bawahannya
3)             Tipe Kepemimpinan Paternalistik
     Ciri-ciri dari tipe kepemimpinan ini adalah sebagai berikut.
·      Menganggap bawahan sebagai manusia yang tidak dewasa
·      Bersikap terlalu melindungi
·      Jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil
keputusan
·      Jarang memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengambil inisiatif
·      Jarang memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengembangkan daya kreasi dan fantasi
·      Sering bersikap mau tahu

4)             Tipe Kepemimpinan Kharismatik
Dalam keadaaan tertentu, tipe kepemimpinan ini sangat diperlukan karena dapat menutupi sifat negatifnya dengan kharisma positif yang dimilikinya. Terkadang para bawahannya tidak memiliki alasan yang kuat untuk memilih seseorang tersebut sebagai pemimpin.

5)             Tipe Kepemimpinan Demokratik
Pengetahuan tentang kepemimpinan telah membuktikan bahwa tipe pemimpin yang demokratislah yang paling tepat untuk organisasi modern karena:
·      Ia senang menerima saran, pendapat dan bahkan kritikan dari bawahan.
·      Selalu berusaha mengutamakan kerjasama teamwork dalam usaha mencapai
tujuan.
·      Selalu berusaha menjadikan lebih sukses dari padanya.
·      Selalu berusaha mengembangkan kapasitas diri pribadinya sebagai pemimpin.

6)             Tipe Kepemimpinan Laissez Faire
Tipe kepemimpinan yang santai dan pengambilan keputusan diserahkan kepada para bawahannya dengan pengarahan yang minimal bahkan tanpa pengarahan sama sekali. Oleh karena itu, tipe kepemimpinan ini sering kali dianggap sebagai seorang pemimpin yang kurang memiliki rasa tanggung jawab yang wajar terhadap organisasi yang dipimpinnya. Serta memandang dan memperlakukan bawahannya sebagai orang-orang yang sudah matang dan dewasa, baik dalam teknis maupun mental.

F.     PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN
Gaya kepemimpinan yang diterapkan dalam organisasi tersebut. Apapun bentuk kepemimpinannya akan mempengaruhi cara orang bekerja sebagai individu atau sebagai kelompok. Dalam kenyataannya pemimpin dapat mempengaruhi semangat dan kegairahan kerja, keamanan, kualitas kehidupan kerja danterutama tingkat prestasi suatu organisasi.

G.    KESIMPULAN
Terdapat pengaruh antara gaya kepemimpinan dalam organisasi karna dapat mempengaruhi cara orang bekerja sebagai individu atau kelompok, kemudian disini pemimpin sangat berpengaruh karna fungsinya sebagai penggerak, penyemangat, dan otak utama dari suatu program yang ia pimpin.
Terdapat berbagai macam gaya-gaya memimpin. Semua gaya kepemimpinan itu masing-masing memiliki ciri tersendiri dan itulah yang menjadikan seorang pemimpin dapat memimpin kelompoknya dengan caranya sendiri yang pastinya akan bertujuan sama seperti pemimpin pada umumnya yang ingin mempengaruhi orang untuk melakukan tindakan yang  bermanfaat bagi organisasi dan dirinya sendiri untuk mencapai tujuan tertentu.


DAFTAR PUSTAKA



[3] http://fuadadman.com/?p=593

[4] R. Wayne pace, don f. Faules, komunikasi organisasi, PT remaja rosda karya, bandung, 1993. hal


[6] Drs. Adam Ibrahim Indrawijaya, perilaku organisasi, sinar baru: bandung, 1986. Hal 138







1 komentar:

fajar.romadhon mengatakan...

beri file nya dong, mau saya kritisi untuk tugas kuliah saya

Posting Komentar